Hariantemanggung.com - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Seminyak (TPST 3R Seminyak) meresmikan learning center yang akan memfasilitasi kunjungan belajar serta berbagai program lainnya untuk mendukung peningkatan pengetahuan dan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah. Learning center tersebut merupakan bagian terbaru dari fasilitas seluas 300 m2, yang saat ini mengelola sampah bagi lebih dari 800 pelanggan di wilayah Seminyak.
“Kami sangat senang melihat antuasiasme masyarakat untuk berkunjung dan belajar dari pengalaman kami,” jelas Bapak Komang Ruditha, Ketua TPST 3R Seminyak. “Dengan adanya learning center ini, para pengunjung dapat meluangkan waktu lebih lama untuk berdiskusi dengan saya dan tim. Kami juga berharap, ke depannya learning center TPST 3R Seminyak dapat mengadakan lebih banyak pelatihan tentang pengolahan sampah.”
Pada tahun 2004, Bapak Komang Ruditha dan tim TPST 3R Seminyak telah memulai program bersih-bersih pantai secara sederhana, hanya dengan 1 truk kecil, 3 karyawan, dan 85 pelanggan. Saat ini TPTS 3R Seminyak telah memiliki 16 truk, 36 karyawan, dan melayani lebih dari 800 pelanggan, termasuk rumah tangga dan hotel. Sampah organik diolah menjadi pupuk organik yang digunakan oleh masyarakat dan hotel; sampah plastik, kertas, dan besi akan didaur ulang atau dijual untuk didaur ulang. Semua hasil penjualan digunakan untuk biaya operasional dan masyarakat.
Learning center tersebut merupakan bentuk dukungan Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI), mitra kerja sama Desa Adat Seminyak beberapa tahun terakhir untuk program Bali Beach Clean Up, bersama dengan Legian, Kuta, Kedonganan, dan Jimbaran.
“Kami senang CCAI memliki kesempatan untuk mendukung pengembangan program ini, dan kami harap ke depannya learning center dan fasilitasnya dapat membantu memaksimalkan proses pelatihan dari tiap kunjungan,” ujar Bapak Kadir Gunduz, Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia.
Hingga bulan Juli 2018, program harian Bali Beach Clean Up telah menyingkirkan lebih dari 38 juta kg sampah dari pesisir pantai sepanjang 9,7 kilometer. Program ini didukung dengan 4 traktor pantai, 2 barber surf rakes, 3 truk sampah, 78 kru dari komunitas lokal di sekitar pantai, serta 150 tempat sampah baru tiap tahunnya. Mulai tahun ini, tempat sampah yang didonasikan oleh CCAI bagi masyarakat di tiap wilayah operasionalnya, termasuk Bali,merupakan jenis tiga sistem, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah.
“Bali Beach Clean Up selalu mengedepankan kolaborasi sebagai bagian dari solusi. Kerja sama dengan Desa Adat Seminyak dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan contoh yang baik dari pentingnya kerja sama untuk pencapaian keberlanjutan yang lebih baik lagi,” tambah Bapak Kadir Gunduz.
Coca-Cola Amatil Group Managing Director, Ibu Alison Watkins menyatakan bahwa dukungan perusahaan untuk pengembangan learning center tersebut merupakan bagian penting dalam pendekatan keberlanjutan Coca-Cola Amatil Group.
“Edukasi masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam usaha kita untuk mengurangi sampah serta melindungi lingkungan,” ujar Ibu Alison Watkins.
“Kami sangat bangga dapat menjadi bagian dari ini semua, termasuk usaha kami dalam mengurangi sampah di tiap fasilitas manufaktur dan mendukung berbagai inisiatif masyarakat untuk mengelolah sampah dengan benar.
“Tentu saja kami menyadari bahwa masih banyak yang perlu kita semua lakukan. Bersama dengan The Coca-Cola Company, kami mendukung aspirasi “World Without Waste” (“Dunia Tanpa Sampah”) – sebuah ambisi untuk meningkatkan dan mendaur ulang 100% kemasan kami pada tahun 2030.
“Hal ini merupakan komitmen global, dan kami akan berupaya keras untuk mewujudkannya di Indonesia dan wilayah lain tempat kami beroperasi.”
Menteri Perindustrian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, turut menghadiri rangkaian program Bali’s Big Eco Weekend 2018. Di dalam kata sambutannya, beliau menjelaskan bahwa salah satu dari 10 Prioritas Nasional dalam Making Indonesia 4.0 adalah mengakomodasi standar-standar keberlanjutan (sustainability). Lebih lanjut, beliau juga mengungkapkan apresiasinya untuk Coca-Cola Amatil Indonesia sebagai salah satu industri minuman non-alkohol siap saji di Indonesia yang telah mendukung upaya pemerintah dalam menerapkan Industri 4.0 dan melindungi lingkungan. Kementerian Perindustrian mendukung konservasi lingkungan salah satunya melalui Kebijakan Industri Hijau yang telah dicantumkan di Undang-Undang Nomor 3 tahun 2015 dan dituangkan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 – 2035. Lebih lanjut, beliau mengungkapkan apresiasinya menyambut baik niat Coca-Cola Amatil Indonesia dalam mendukung upaya pemerintah untuk melindungi lingkungan, melalui pembangunan Learning Center di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST 3R) Desa Adat Seminyak dan kolaborasi Bali Beach Clean Up yang telah dijalankan lebih dari 10 tahun, “Semoga dengan peresmian Learning Center TPST 3R Desa Adat Seminyak dan program Bali Beach Clean Up, Coca-Cola Amatil Indonesia dapat mendorong sektor swasta lainnya untuk berkontribusi secara optimal dalam meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi di Bali dan seluruh wilayah di Indonesia.”
Dalam mendukung peningkatan program daur ulang yang lebih baik lagi di fasilitas tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyerahkan bantuan satu unit mesin cacah plastik ke TPST 3R Seminyak di dalam rangkaian peresmian learning center. Mesin tersebut yang akan mendukung pengadaan teknologi aspal plastik dan mengurangi sampah plastik di lingkungan sekitar. Pembaruan tekonologi ini akan menciptakan nilai sampah plastik, seharga Rp 2.000 – Rp. 4.000 per kilogram. Kemudian sampah plastik tersebut akan dijadikan campuran aspal yang memberikan stabilitas lebih baik, kuat, dan tidak beracun.
Turut menghadiri serah terima mesin cacah plastik di TPST 3R Desa Adat Seminyak adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), Ibu Anita Firmanti yang menjelaskan bahwa persoalan sampah merupakan salah satu isu besar di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, timbulan sampah rumah tangga dan sejenisnya mencapai 66,5 juta ton pada tahun 2018, dengan komposisi 16% yang sebagian besar masuk ke laut (marine debris). Sebanyak 62% dari marine debris tersebut adalah kantong plastik yang tidak memiliki nilai di pasar. “Tempat Pengolahan Sampah TPS 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sampai saat ini masih terbatas dan perlu didorong keberlanjutannya. Learning Center TPS Seminyak di wilayah Badung ini merupakan contoh nyata pengelolaan TPS 3R dan bank sampah yang sudah berjalan baik. Berbagai inovasi dan terobosan perlu terus dilakukan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah di kawasan ini dan kawasan lainnya. Pendampingan Pemerintah Daerah, dukungan swasta dan partisipasi masyarakat dalam pengolaan TPST 3R dan bank sampah juga sangat penting. Apabila ketiga pihak tersebut dapat berjalan bersamaan, dapat menjadi pola kemitraan yang menguntungkan dalam mewujudkan cita-cita Indonesia bebas sampah 2025.” Selanjutnya beliau juga menyatakan apresiasinya terhadap Bali’s Big Eco Weekend 2018 sebagai acara tahunan program Bali Beach Clean Up yang dijalankan CCAI, yang dinilai dapat mendorong kesadaran dan partisipasi segenap elemen masyarakat untuk dapat mengelola sampah dengan baik.
Peresmian learning center dan penyerahan mesin cacah plastik merupakan bagian dari rangkaian Bali’s Big Eco Weekend 2018, festival tahunan di mana Coca-Cola Amatil Indonesia menceritakan kemajuan program Bali Beach Clean Up.
“Komitmen kami dalam menciptakan kontribusi yang positif dan signifikan di lingkungan tempat kita tinggal semakin kuat,” jelas Ibu Alison Watkins “Bali Beach Clean Up merupakan salah satu program yang selalu ditonjolkan dalam laporan sustainability Coca-Cola Amatil tiap tahunnya. Kami bangga dengan konsistensi dan kontribusi program tersebut bagi masyarakat sekitar, Bali Beach Clean Up juga telah berhasil menciptakan berbagai bentuk kerja sama demi manfaat yang lebih baik lagi, seperti yang telah kita saksikan pagi ini di TPST 3R Seminyak.”
Rangkaian kegiatan yang meramaikan Bali’s Big Eco Weekend 2018 meliputi pelatihan pengelolaan sampah “Bijak Kelola Sampah” yang telah diadakan di TPST 3R Seminyak pada tanggal 17 Juli 2018; penyerahan tempat sampah dengan 3 sistem kepada Universitas Udayana, SMPK Soverdi Tuban, Desa Adat Seminyak, Legian, Kuta, Jimbaran dan Kedonganan; pameran eco community; big beach clean-up; festival layangan; dan pelepasan bayi penyu ke laut.
Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Ibu Rosa Vivien Ratnawati, juga hadir dalam seremonial Bali’s Big Eco Weekend mewakili Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Beliau menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sedang menyusun kebijakan untuk mengurangi sampah plastik yang dapat mencemari dan merusak pantai serta laut. Beliau menegaskan bahwa diperlukan komitmen dan kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, “Hari ini pemerintah hadir bersama-sama masyarakat dan pelaku usaha dalam inisiatif yang sangat baik ini. Saya mendapatkan laporan bahwa Bali Beach Clean Up merupakan inisiatif dari Coca-Cola Amatil Indonesia yang hingga saat ini telah berhasil membersihkan lebih dari 38 juta kilogram sampah. Dalam kesempatan yang baik ini saya ingin menegaskan bahwa pemerintah siap bekerja sama dengan para pelaku usaha dan masyarakat untukmembangun komitmen bersama mengurangi sampah plastik.”
Setelah mendapatkan laporan tentang peningkatkan jumlah telur penyu yang ditemukan di pantai, Bali Beach Clean Up, memperpanjang dukungan untuk Kuta Beach Sea Turtle Conservation (KBSTC) sebagai bagian dari program. Lebih dari 195.000 bayi penyu telah dikembalikan ke laut sejak peremian KBSTC di tahun 2010.
Miss Earth Indonesia tahun 2017, Michelle Victoria Alriani, turut menghadiri kegiatan tersebut, sebagai wujud dukungannya terhadap kolaborasi Bali’s Big Eco Weekend tahun ini. “Sungguh menggembirakan melihat begitu banyak dampak positif yang dapat kita capai melalui kolaborasi. Saya harap semua orang yang hadir dalam Bali’s Big Eco Weekend tahun ini turut berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang baik bagi generasi di masa mendatang.”
Bali’s Big Eco Weekend 2018 didukung oleh Dynapack Asia, Sugar Labinta, Sentra Usaha Tamajaya, Euroasiatic, KRONES, Diversey, Bank Mandiri, Ancol Terang Printing Group, Lawangmas Primapack, PT Nava Hita Karana, United Can, Ecolab, Indorama Ventures, Turkish Airlines, Citibank. (Htm44/hms).
Tambahkan Komentar