Oleh Rani Miranti
Mahasiswa prodi PAI STAINU Temanggung
Ibu hakikatnya seorang yang menjadi anutan pertama untuk anaknya.
Baik buruknya anak bergantung bagaimana ibu mendidik. Ibu yang mendidik anak dengan baik
akan melahirkan anak yang baik pula. Tetapi fenomena yang terjadi akhir-akhir
ini banyak ibu hanya mampu menjadi ibu
biologis saja tidak mampu menjadi ibu ideologis, bahkan ironisnya anak
mendapatkan kasih sayang dari orang lain dan secara emosional tidak mampu
mendapatkan kasih sayang seorang ibu.
Ibu merupakan malaikat penjaga, penyayang yang diutus Tuhan untuk selalu menjaga,
mengajarkan dan menyayangi hingga anaknya akhir hayat. Ibu yang hanya mampu menjadi ibu biologis membuatnya tidak mampu
bertangggung jawab atas kewajiban yang diberikan oleh Tuhan. Ibu yang harusnya
malaikat untuk anaknya berubah menjadi
orang asing yang hanya memperhatiakn perkembangan anak dari cerita seseorang.
Hal yang harus dimiliki seorang ibu untuk
membentuk anak dengan baik antara lain memiliki kemampuan komunikasi yang baik,
selain komunikasi seorang ibu juga mampu memberi pembelajaran pada anaknya
setiap hari, mampu menjadi pendengar dan penasehat yang baik untuk anak, dan
mampu memberikan waktu untuk anak. Tumbuh kembang seorang anak tidak mampu
diulang kembali oleh karena itu sebagai seorang ibu harusnya mampu memanfaatkan
waktu dengan baik supaya dapat memperhatikan dan mampu mendampingi tumbuh
kembang anak setiap harinya karena itu merupakan momen terpenting sepanjang
hidup seorang ibu.
Ibu pada umumnya orang terdekat yang mampu
memahami karakter anaknya, orang yang mampu memahami setiap gerak gerik yang
dilakukan anaknya, seseorang yang mampu membantu menyelesaikan setiap permasalahan yang
dimiliki anaknya. Ikatan batin seorang ibu sangat kuat
untuk anaknya, apa yang dirasakan anaknya biasanya seorang ibu juga mampu
merasakan.
Fenomena Sekarang
Ibu yang harusnya menjaga, menyayangi anak setiap waktu kini berubah
menjadi sesorang yang asing di hadapan
anaknya. Banyak anak-anak yang diasuh dan dibesarkan oleh neneknya yang
berakibat anak cenderung akrab bersama nenek, karena pola asuh yang selalu ada dibandingkan ibu kandung sendiri. Dengan alasan seorang ibu
mencarikan nafkah untuk anaknya dan melupakan bahwasannya anak sangat
membutukah belaian kasih sayang dan perhatian seorang ibu.
Hal ini sangat berdampak pada psikologi anak antara lain :
anak cenderung mengalami masalah
perilaku karena pengasuhan yang diberikan seorang nenek lebih permisif atau
serba memperbolehkan dibandingkan dengan
orangtuanya yang berakibat anak lebih emosional, kedua anak kurang terdorong
aktivitas fisik hal ini dikarenakan faktor usia yang dimiliki seorang nenek
yang tidak maksimal dalam mengasuh anak-anak dalam hal aktivitas fisik , ketiga
cenderung mempraktikan mitos yang biasanya bertolak belakang dengan keadaan
jaman sekarang , dan yang terakhir anak lebih cengeng dan manja karena biasanya
seorang anak yang di asuh oleh nenek nya akan selalu merasa dibela dan selalu
merasa benar.
Anak yang diasuh seorang nenek akan memiliki dampak
jangka panjang, biasanya anak yang diasuh oleh seorang nenek saat dewasa akan
lebih nakal dan lebih bebas karena pola asuh yang diterapkan seorang nenek dari
kecil. Selain itu anak juga cenderung tidak ingin tahu tentang masalah ibunya,
ia akan lebih acuh tak acuh dengan keadaan ibunya karena dulu saat kecil merasa
yang memberi kasih sayang neneknya bukan ibu kandungnya dan anak lebih sering
bertengkar dengan ibu kadungnya.
Selain berdampak negatif ada dampak positif pada
pengasuhan pada nenek antara lain : anak mampu bersosialisasi dengan baik dan
mampu mengenal lingkungan yang ada pada sekitarnya karena biasanya seorang
nenek lebih sering mengenalkan pada keadaan sekitar, anak yang diasuh oleh
seorang nenek juga mampu bersikap lebih dewasa karena nasihat seorang nenek
biasanya lebih didengar dibandingkan orang tuanya sendiri dan penjelasan
seorang nenek yang lebih dapat dimengerti dan dewasa
Untuk menghindari dampak-dampak negative yang terjadi pada psikologi anak alangkah
baiknya ibu saat menitipkan anak kepada neneknya harus tetap memberi dan
melayani seorang anak pada umumnya dan seharusnya tetap menjadi madrasah
pertama untuk anaknya, harus selalu ada saat anak membutuhkannya walaupun
seorang ibu pekerja harus memanfaatkan waktu luang sepenuhnya untuk anaknya.
Anak yang besar tanpa pengawasan seorang ibu akan berbeda dengan
seorang anak yang selalu ada dalam pengawasan ibu. Karena pada dasarnya anak
selain membutuhkan kasih sayang berupa materi ia juga membutuhkan kasih sayang
berupa pengawasan dan sikap selalu ada ibu, supaya anak tumbuh besar sesuai
dengan apa yang diinginkan seorang ibu karena pada dasarnya semua ibu hanya menginginkan anaknya menjadi anak
yang baik.
Biologis Vs Ideologis
Ibu biologis memiliki
dampak yang positif untuk hidupnya dan keluarganya, kehidupan mereka akan lebih
tercukupi dan lebih tertata untuk masalah materi, dan mampu memenuhi sandang,
pangan dan papan yang dibutuhkan oleh anak, bahkan mampu memberikan apapun yang
diminta oleh anak tanpa berfikir panjang. Menjadi ibu biologis membuatnya tidak
mampu memilah mana yang seharusnya menjadi kebutuhan primer, sekunder, tersier karena
selagi ibu mampu membelikan itu dan membuat anak tidak menggangu pekerjaan
merupakan kebutuhan primer yang dibutuhkan anak.
Pola asuh yang
diterapkan ibu biologis membuat anak memiliki sifat selalu ingin dituruti dan
merasa tidak ada pengawasan khusus membuatnya menjadi anak yang bebas dan
merasa hanya membutuhkan ibu saat merasa menginginkan sesuatu, tanpa
mempedulikan setatus ibu yang harusnya merupakan malaikat dan manusia mulia
yang harus dihormati dan di sayangi setiap waktu
Ibu dengan pola asuh hanya mengedepankan materi akan berbada dengan
ibu yang mampu memberikan segalanya untuk anaknya.
Ibu ideologis yang memiliki dampak positif mampu mengawasi, mengamati dan mampu menjadi ibu yang seharusnya menjadi malaikat untuk anaknya. Anak yang selalu mendapatkan kasih sayang seorang ibu akan lebih mengerti keadaan, mampu memahami situasi dan mampu menghargai apapun yang diinginkan oleh ibu dan berusaha untuk menjalakan segala sesuatu yang menjadi kewajiban seorang anak.
Ibu ideologis yang memiliki dampak positif mampu mengawasi, mengamati dan mampu menjadi ibu yang seharusnya menjadi malaikat untuk anaknya. Anak yang selalu mendapatkan kasih sayang seorang ibu akan lebih mengerti keadaan, mampu memahami situasi dan mampu menghargai apapun yang diinginkan oleh ibu dan berusaha untuk menjalakan segala sesuatu yang menjadi kewajiban seorang anak.
Perbedaan mendasar pola asuh ibu biologis dan ibu ideologis adalah
pada karakter dan kehidupan sehari-h ari
yang menjadi dasar sifat yang dimiliki anak hingga dewasa.
Tambahkan Komentar