Mahasiswi Prodi PIAUD INISNU Temanggung
Pemikiran Ibn Qoyyim Al-Jawziyyah tentang psikologi
perkembangan dan pendidikan anak bermuara dari pemikirannya tentang konsep
manusia dan pendidikan secara umum,terutama hubungan roh dan badan dalam hidup
dan kehidupan manusia.
Menurut Ibn Qoyyim,hakikat manusia merupakan perpaduan
yang terdiri atas beberapa unsur yang saling berkaitan dan tidak mungkin
dipisahkan antara satu dan lainnya.Hal ini dapat dilihat dari salah satu
pendapatnya bahwa hakikat eksistensi manusia ada pada roh dan hatinya,bukan
pada jasad dan badannya.
Ibn Qoyyim dalam Manhaj Tarbiyah memandang hakikat
manusia secara utuh,sempurna dan menyeluruh.Manusia dalam pandangannya adalah
perpaduan antara roh,akal dan jasad.Selanjutnya,menurut Ibn Qoyyim ada empat
macam unsur watak manusia.Keempat unsur tersebut tidak berkembang
sekaligus,tetapi satu demi satu pada tahap perkembangan yang berlainan.
Unsur pertama yang diciptakan adalah kehewanan,yaitu
nafsu atau syahwat.Tujuannya agar manusia mencapai kesehatan badan,sebagai alat
dari roh.Dengan demikian,umat manusia akan kekal.Ia bertanggung jawab atas
kualitas kehewanannya yang ada pada manusia,misalnya makan,minum dan
tidur.Unsur kedua adalah kebuasan,yaitu sifat marah.Tujuannya untuk menjaga
dari segala yang dapat melukai jasmani.Unsur ketiga adalah kenakalan.Unsur ini
sudah ada pada manusia dimulai usia tujuh tahun.Unsur terakhir adalah
penjelmaan unsur ketuhanan.unsur ini hadir dalam roh semenjak diciptakan.
Ibn Qoyyim berasumsi bahwa pendapat yang mengatakan
manusia terdiri atas dua unsur,jasmani dan rohani,masih materialis.Untuk dapat
mengetahui perilaku dan menafsirkan
manusia perlu mengetahui hakikatnya yang ada pada hatinya.
Pandangan Ibn
Qoyyim tentang manusia cenderung didasarkan pada paradigm intuitif dan wahyu
yang tidak memisahkan antara realitas fisik dan metafisik,serta antara yang
profane dan transenden.Konsep-konsep Ibn Qoyyim merupakan hasil kerja intuisi
atau hasill perenungan terhadap ayat-ayat Al-Qur`an dan Sunnah.
Ibn Qoyyim Al-Jawziyyah memandang manusia sebagai objek
kerja pendidikan (tarbiyah),sehingga pendidikan yang berhasil adalah yang dapat
menjadikan manusia mampu mewujudkan tujuan penciptanya.Menurutnya,manusia
diciptakan agar mengetahui hakikat Tuhan,kemudian mengesakan-Nya,memurnikan
ibadah,kembali dan bertawakkal kepada-Nya,mengikhlaskan amal,cinta dan ridla
kepada-Nya,menjalankan seluruh perintah,dan menjauhi semua
larangan-Nya.Tujuan-tujuan ini,kemaslahatannya tidak kembali melainkan untuk
manusia sendiri.
Pandangan Ibn Qoyyim yang berkaitan dengan aspek praktis
pendidikan anak,didasarkan pada dua konsep utama .Pertama,anak-anak dengan
kebutuhannya yang khas berhak mendapatkan perhatian dan perawatan
khusus.Kedua,cara bayi dan anak-anak diperlakukan mempunyai pengaruh yang
panjang terhadap sifat fisik ataupun psikologisnya.
Dalam konteks ini,Ibn Qoyyim menegaskan bahwa tarbiyah
(pendidikan) adalah proses membentuk,merawat dan mengembangakan potensi manusia
secara sungguh-sungguh melalui pembinaan,pengarahandan teladan yang baik
(qudwah).Tanpa pendidikan yang baik melalui pembinaan akhlak anak,kebahagiaan
dalam hidup tidak mungkin dapat diperoleh.
Diantara pandamgannya tentang pendidikan anak,Ibn Qoyyim
Al-Jawziyyah dalam Tuhfat Al-Maudud bi Ahkam Al-Maulud,mengatakan bahwa anak
kecil pada masa kanak-kanaknya sangat membutuhkan seseorang yang membina dan
membentuk akhlaknya,karena ia akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang
menjadi kebiasaan (yang ditanamkan oleh para pendidik).
Anak-anak akan berkembang dan tumbuh paling baik dalam
ketertiban dan keteraturan serta jauh dari hal-hal yang tidak baik.Mereka akan
lebih bahagia jika mengetahui yang baik dan indah.walaupun dalam kenyataannya
anak-anak tanpa kompromi akan menelan semua yang dilihat dan didengarnya
sekalipun buruk.Disinilah peran oramg tua dan pendidik untuk merencanakan dan
menciptakan suasana yang kondusif untuk tumbuh-kembang anak-anak kea rah yang
baik.
Dari beberapa pandangan Ibn Qoyyim tersebut,anak-anak
adalah sosok yang harus diakui eksistensinya sebagai objek dan subjek
pendidikan.Dengan demikian,ia harus mendapatkan pendidikan yang baik dengan
cara mengarahkan,membimbing dan menumbuhkembangkan potensi-potensi positif yang
dimilikinya untuk persiapan dalam kehidupannya yang akan datang.Dalam hal
ini,orang yang bertanggung jawab adalah orang tuanya.
Fase Perkembangan
Anak Menurut Ibn Qoyyim Al-Jawziyyah
Fase Perkembangan
Anak Sebelum Lahir (Periode Prenatal)
Periode prenatal merupakan periode pertama dalam rentang
kehidupan manusia dan merupakan periode paling singkat dari seluruh periode
perkembangan manusia,namun dalam banyak hal merupakan periode yang penting
dalam keseluruhan tahap perkembangan karena memberi dasar bagi perkembangan
selanjutnya.
Masa sebelum hamil (masa prakonsepsi)
Islam memandang bahwa proses pendidikan harus dimulai
sejak anak masih dalam kandungan,bahkan
sejak calon suami memilih calon istri,yang pada kemudian hari menjadi orang tua
dari anak.Hal itu karena sifat-sifat fisik ataupun psikis (kepribadian) orang
tua dapat diturunkan secara genetic kepada anaknya.
Masa setelah
kelahiran.
Sejak anak baru terlahir ke dunia,pokok-pokok pendidikan
mulai diberikan secara tepat,yaitu: penyambutan yang hangat akan kelahirannya.
mengadzankan
ditelinga anak.
Fase Perkembangan
Anak Sejak Lahir Hingga Usia Dua Tahun
Konsep Islam dalam pendidikan kepada anak yang baru lahir
diantaranya dikemukakan oleh Ibn Qoyyim Al-Jawziyyah,yaitu:
Mentahniq (meletakkan kurma dan menggosok-gosokkan
kelangit-langit bayi dengan jari telunjuk)
Melaksanakan aqiqah, membedong,mencukur rambut,pemberian
nama yang baik.
menyusui,menyapih anak.
Fase Perkembangan
Anak Sejak Usia Dua Tahun Hingga Mumayyiz (Usia 5- 7 tahun)
Ibn Qoyyim memandang bahwa anak-anak pada awal masa
pertumbuhan dan perkembangannya harus segera diberikan pendidikan melalui
arahan,bimbingan dan pembinaan yang baik sehingga dapat tumbuh dan berkembang
sebagai anak-anak yang saleh dan memiliki kepribadian yang baik.
Menurut fuqaha,seorang anak disebut mumayyiz ketik
berumur 5 sampai 7 tahun dan tidak jauh berbeda menurut pendapat Ibn
Qoyyim.Pendidikan pada masa ini dalam bentuk nasihat-nasihat,yang arti dan
tujuannya untuk pemeliharaan keutuhan pribadi anak,jangan merusak
pendengarannya dengan kata-kata yang tidak pantas,sifat-sifat sosialnya,dan
membatasi aktivitasnya.
Fase perkembangan
Anak Menjelang Puber (9-10 tahun)
Pada usia ini perkembangan akal semakin matang.Anak juga
semakin kuat secara fisik dan mampu melakukan ibadah kepada Allah SWT.Oleh
karena itu,ia boleh dipukul jika meninggalkan sholat,sebagaimana diperintahkan
Nabi SAW.Menurut Ibn Qoyyim pada usia tersebut,para ulama fiqih mewajibkan
mereka untuk beriman.
Fase Perkembangan
Anak MAsa Puber (12-15 atau 16 Tahun)
Masa ini merupakan masa menunggu datangnya waktu ihtilam
(masa baligh).Pertumbuhan fisik jasmani berlangsung secara cepat,lebih cepat
dari perkembangan jiwanya.Karena cepatnya pertumbuhan fisik yang tidak
diimbangi dengan pertumbuhan jiwanya,anak membutuhkan bantuan dan perhatian
lebih.
Fase Perkembangan
Anak Masa Baligh (15 atau 16 Tahun)
Menurut Ibn Qoyyim,masa baligh adalah masa ihtilam pada
setiap anak tidak sama waktunya,mulai usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun.
Pada masa ini ,anak sudah mempunyai tanggung jawab
sendiri dalam kaitannya dengan syari`at agama.Oleh karena itu,pendidikan pada
masa usia ini lebih ditekankan pada pemberian tanggung jawab.
Tambahkan Komentar